Sabtu, 05 Mei 2012

before shining_2


Selama berhari-hari aku terus memikirkan keputusan ku. Aku memang sangat ingin mengikuti lomba tersebut, tapi aku merasa ada sesuatu hal yang ganjil. Dan ini mengenai ayah. Setiap kali aku memikirkan nya, badan ku bergertar, jantung ku sering berdebar-debar. Tapi setiap kali aku melamun di kelas cody pasti selalu menebak apa yang ku pikir kan dan selalu meminta ku untuk mengikuti lomba itu.
Dia sih enak cuman bisa bicara saja, sedang kan aku. Aku bingung, stress, dan juga frustasi. Mungkin cuman gara-gara ini aku bisa gila. Di lain pihak, aku tidak ingin mengecewakan ayah dan di satu sisi aku sangat ingin mengikuti lomba itu. Ah adakah seseorang yang bisa memberiku jalan keluar ??


……

1 minggu menuju pementasan

“just kau sudah siap ?” Tanya cody di saat aku sedang membaca di kelas, ku tatap cody lekat-lekat
“siap apa ?” ucap ku cuek
“tentang itu, kau sudah menyiapkan lagu apa yang akan kau bawa nanti ?” aku mendesah tidak menjawab pertanyaan cody. Dia ini memang sangat tidak membantu “just” ucap nya lagi
“apa sih!”
“kau sudah siap belum ?” tanya nya lagi. Aku tidak bergeming “ah just, kau ini menyebalkan sekali aku bertanya malah di diemin !”
“lagian kau itu menyebalkan sekali sih cod. Aku tidak akan ikut lomba itu !” cody terkejut, sampai-sampai dia membulatkan mata nya
“kau jangan bercanda just ! kenapa kau tidak ikut ? padahal aku sudah mendaftarkan mu” aku masih diam tidak mau angkat bicara “kalau cuman gara-gara ayah mu, kan sudah ku bilang ayah mu tidak akan tau!”
“bukan begitu cody !” sergah ku. Cody terrdiam mungkin merasa kaget karena aku membentak nya “aku tidak mau mengecewakan ayah karena aku membohongi nya” hening. Cody belum juga mau bicara, mungkin dia kecewa dengan ucapan ku, tapi entah lah tapi memang itu kenyataan nya.
Kau bangkit dari duduk nya dan hendak pergi tapi sebelum dia pergi, dia berkata “kalau memang itu keputusan mu, baiklah just. Aku tidak akan memaksa mu lagi. Tapi kalau kau mengubah pikiran mu datang lah pada hari sabtu jam 8 malam ke lapangan sekolah kita” cody pergi berlalu, ku letakan kepala ku di meja.
Aku kembali memikirkan kata-kata ku tadi. Iya aku memang tidak akan mengecawakan ayah tapi aku mengecewakan cody. Aku ini memang bodoh. Ughh

“kau tidak apa-apa ? apa kau sakit ?” pertanyaan beruntun itu membuat ku mendongakan kepala dan melihat seorang perempuan berambut panjang sebahu sedang menatap ku khawatir
“aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah bertanya” perempuan itu tersenyum simpul. Dia adalah gemma, teman sekelas ku.
Aku sempat menyukai nya, tapi karena aku tidak percaya diri untuk menyatakan nya jadi aku pendam saja. Ya walaupun terkadang aku sering merasa sakit hati sendiri kalau melihat nya berduaan dengan laki-laki lain.
Gemma duduk di kursi di samping ku “benar kau tidak apa-apa. Aku rasa kau memikirkan sesuatu” aku tersenyum kecut
“ya benar kok. Aku tidak apa-apa” gemma mengangguk
“oh ya just, apa kau ikut lomba bernyanyi nanti hari sabtu” plakk, aku bagaikan di tampar. Pertanyaan yang membuat ku teringat lagi akan cody dan juga ayah
“oh.. itu,, emm a..aku. uh entah lah” gemma mengekerutkan kening nya
“kenapa tidak tau. Suara mu bagus just, ku rasa kau bisa menang” tak tau kenapa saat gemma mengucapkan kata-kata itu aku seperti melayang-layang ke langit. Padahal dia hanya memuji ku sedikit
“thanks. Tapi aku tidak yakin bisa menang. Pasti saudara mu akan ikut kan ?”
“oh harry. Entah lah aku tak tau. Dia sedang sibu dengan boyband nya itu. Jadi ku rasa dia tidak akan ikut.” Aku mngangguk “ya sudah, aku kesana dulu ya just” aku tersenyum sambil mangangguk “oh ya kalau kau ikut aku akan mendukung mu” gemma pergi berlalu dengan kata-kata yang membuat ku kembali bimbang
Ya tuhan kenapa kau memberikan ku cobaan yang membingungkan seperti ini.



……

Malam pementasan seni

Tinggal 1 jam lagi. Pementasan seni akan di mulai. Tapi aku masih berada di kamar masih bimbang. Aku ingin pergi tapi rasa nya seperti nya susah sekali pergi dari rumah.
Ku hempaskan tubuh ku ke kasur, menutup mata ku sejenak. Tapi yang bisa ku lihat hanya gemma yang sedang tersenyum yang mendukung ku ketika di atas panggung. Arggh aku bangkit dari tidur ku dan mengambil jaket ku yang tergantung di lemari. Sudah cukup aku akan ikut, aku tidak mau menyiayiakan kesempatan ini.



Sekolah yang biasa nya pada jam 6 sore sudah sepi tapi sekarang rame seperti sebuah pasar malam. Dengan tergesah-gesah aku mencari keberadaan cody. Tidak lama aku mencari aku sudah melihat cody terduduk di kursi dekat dengan panging. Tak tau kenapa dia seperti sangat lemas. Memang selama 1 minggu ini aku tidak bicara pada cody. Dia selalu menghindar jika aku akan menghampiri nya.
Ya aku tau dia marah pada ku. Tapi mungkin karena kehadiran ku mala mini semoga saja dia bisa memaafkan ku. Aku sudah tepat di belakang nya. aku ambil nafas panjang-panjang dan membuang nya.
“apa aku masih bisa tampil ?” cody tersentak dan langsung menghadap ke arah ku. Wajah nya yang sedari tadi muram sekarang berbinar-binar
“justin. Aku datang” aku mengangguk sambil menyunging kan senyuman ku
“oh thanks god. Ku kira kau tidak akan datang”
“apa aku sudah terlambat ?” Tanya ku melenceng dari ucapan cody tadi. Cody mengeleng
“kau tepat waktu. Sekitar 1 menit lagi kau akan tampil”
“wow.. apa ? jadi aku yang peserta pertama ?”
“ya begitulah”
“APA ! kau sudah gila cod” cody memundurkan badan nya
“waw santai just. Lagi pula aku juga tidak tau. Itu sih urusan panitia nya” aku hanya bisa menunduk lesu. Bagaimana ini, aku belum berpengalaman tampil di depan orang sebanyak ini. Dan sekarang aku akan tampil sebagai peserta pertama
“tenang lah just. Tidak apa-apa kok” cody menenagkan ku
“haii cod, haii just” suara seseorang yang ku tunggu dan yang membuat ku berada di sini. Terdengar dari beakang tubuh ku
“haii gemma” sapa cody, gemma tersenyum
“jadi kau akan ikut lomba nya just ?” Tanya gemma, aku tersenyum sambil mengangguk. Aku yang sudah bergetar tambah bergetar karena melihat gemma.
Tak tau kenapa, aku jadi tambah gugup. Rasa takut pun kini ku rasa kan. Bukan, bukan nya rasa takut karena aku jadi peserta pertama. Takut karena akan menampilkan penampilan terburuk ku di depan gemma.
“kau justin kan ?” Tanya seorang wanita paruh baya, aku mengangguk “silahkan ke belakang panggung, sebentar lagi acara akan di mulai” aku mengikuti wanita itu dari belakang.
Sekali-kali aku melirik ke belakang untuk melihat cody dan gemma. Cody tersenyum dan gemma mengucapkan kata-kata semangat pada ku. Aku tersenyum.


Pembawa acara sudah naik ke atas panggung. Menyapa semua penonton dan sekali-kali menumbar kata-kata lelucon untuk mencairkan suasana. Aku masih gugup apalagi di saat MC memanggil nama ku.
Aku rasa resah aku naik ke atas panggung. Saat di aku tiba di tengan panggung semua penonton bertepuk tangan untuk ku. Aku dapat melihat cody dan gemma duduk di barisan paling pertama.
“jadi justin. Kau akan menyanyikan lagu apa ?” Tanya MC tersbut pada ku. Aku sempat berpikir-pikir sejenak
“aku akan menyanyikan lagu Mariah carey yang I still believe”
“oh pemilihan lagu yang bagus justin. Baiklah dari pada kita membuang-bunag waktu mari kita saksikan justin bieber” ke 2 MC itu turun dri panggung. Music sudah di mainkan aku langsung bernyanyi

no no
yeah yeah

you look in my eyes
and i get emotional
inside
i know it's crazy but
you still can touch my heart
and after all this time
you'd think that i
wouldn't feel the same
but time melts into nothing
and nothing's changed

aku melirik gemma. Gemma tersenyum pada ku.


i still believe, someday you and me
will find ourselves in love again
i had a dream, someday you and me
will find ourselves in love again

each day of my life
i'm filled with all the joy
i could find
you know that i am not the desperate type
if there's one spark of hope left in my grasp
i'll hold it with both hands
it's worth the risk of burning
to have a second chance
no, no, no, no, no, nooo i need you baby
i still believe that we can be together
ooooohoh no no nooo
aku sudah mulai terbawa irama. Aku sudah merasa santai saat ini. Cara bernyanyi ku pun sudah tak terasa kaku lagi



if we believe that true love never has to end
then we must know that we will love again
mmmh

ooooohoh
i still believe, someday you and me
will find ourselves in love again
oh baby, yeah yeah
i had a dream, you and me
will find ourselves in love
again
(i still believe)
oh baby i do
(someday you and me)
just give me one more time
and love
again
i had a dream, someday you and me
will find ourselves in love
again


saat music berhenti. Aku menatap gemma, dia tampak sangat bahagia. Aku lega karena tidak menampilkan penampilan yang buruk. Langsung aku mengalihkan pandangan ku dari gemma ke penonton yang sedari tadi masih bertepuk tangan. Di ujung sana di samping kamera aku melihat 4 orang berpakaian rapi, ber jas plus berdasi. 3 dari mereka sedang berbisik-bisik sedang kan seseorang sedang menatap ku dengan tajam.
Aku kenal laki-laki itu, dia… ayah….

Kamis, 03 Mei 2012

before shining 1


Buat apa dengerin music terus ! mau jadi apa kamu ?


Kata-kata itu lah yang terus ku ingat ketika aku sudah mulai putus asa. Kata-kata yang menyakitkan keluar dari mulut ayahku beberapa tahun yang lalu sebelum aku seperti sekarang.
Memang kata-kata yang kasar, tapi dengan kata-kata itu lah aku bisa seperti ini. Karena kata-kata itu motivasi ku kalau aku bisa menjadi manusia yang berguna dengan music.
Music satu kata yang selalu di benci oleh ayahku. Tak tau kenapa, dia selalu membenci nya. itu sudah menjadi rahasia nya selama bertahun-tahun.



…..


5 tahun yang lalu



Malam hari yang sepi ini, seperti biasa aku hanya di temani oleh tipe ku yang sudah butut. Itu juga tipe yang berdbu karena aku biar kan, tidak selalu aku bersih kan.
Tidak bukan nya aku tidak mampu membeli yang baru, hanya saja aku biarkan supaya ayah ku tidak mengetahui nya kalau tipe itu sering ku gunakan. Tipe yang terletak di ujung kamar ku itu, adalah salah satu benda berharga yang kumiliki. Tipe peninggalan ibu, hadiah dari nya ketika aku berulang tahun yang ke 15 tahun.
Ibu memang sudah tiada sejak 4 tahun yang lalu. Meninggalkan aku dan ayah berdua. Dan sejak itu pun ayah berubah, sikap nya yang dulu selalu tersenyum dan selalu mengumbar lelucon, tapi sekarang berubah menjadi ayah yang tegas, pemarah, dan juga pendiam.
Pernah hampir 1 minggu aku tidak berbicara pada ayah, padahal sewaktu itu aku sudah menyapa nya. mengajak nya mengobrol tapi dia hanya diam.
Jam menunjukan pukul 9 malam, pertanda sebentar lagi ayah akan pulang. Tapi aku belum mendengar suara deru mobil nya. karena ku rasa ayah pulang terlambat jadi ku biarkan tipe menyala mengeluarkan suara lagu dari band favorite ku.
Aku berangan-angan bisa menjadi penyanyi yang sukses. Tapi ku rasa itu hanya khayalan yang bodoh dan tidak akan terwujud. Ya benar-benar khayalan yang bodoh.
Jam sudah menunjukan pukul 09.30 berarti benar dugaan ku, ayah pulang telat. Jadi aku masih bisa bersantai-santai mendengar kan alunan lagu yang indah.
Tapi di saat aku sedang memejamkan mata sedang menikmati suara khas dari penyanyi tersebut, aku hampie terlonjak kaget karena aku sudah dapat melihat ayah ku berdiri di depan pintu dengan wajah marah nya.
Langsung aku mati kan tipe ku. “a..ayah, su..dah pulang” ucap ku gugup. Pasti aku akan dapat omelan lagi
“sudah berapa kali ayah bilang. Buat apa kamu mendengar kan music, tidak ada gunanya lebih baik kamu belajar ! sudah tau nilai jelek, masih saja bersantai-santai, mau jadi apa kamu !” aku hanya menunduk, dan mengucapkan kata maaf dengan suara yang kecil.
Ayah menutup pintu kamar ku dengan membanting nya, membuat jantung ku berdebar.


…..

“just, justin !” aku yang sedang berjalan terpaksa berhenti karena mendengar suara memanggil namaku
“ada apa ?” Tanya ku dengan nada malas. Seorang laki-laki yang tidak lain adalah teman ku -cody- menyungingkan senyuman yang ku rasa akan membuat, beberapa perempuan akan takut dan beberapa perempuan akan meleleh.
Haha. Cody si meraup tangan ku dan menarik nya tanpa persetujuan dari ku. Ku hentakan tangan ku karena tidak suka “hei apa-apaan kau cod ! kau mau membuat gosip yang tidak enak ya ! bisa-bisa nanti kita di gossip kan gay tau !” cody tertawa terbahak-bahak
“kau ini ada-ada just. Aku hanya mau menunjukan mu sesuatu ! ayo ikut” aku merdecak “ayo ikut, dari pada ku tarik lagi tangan mu !” aku mendesah berat dan akhir nya menyetujui nya
Aku mengikuti cody dari belakang. Tak tau mau kemana, tapi arah nya seperti ke tampat madding sekolah. Setelah sampai, ternyata benar cody mengajak ku ke tempat madding.
Bukan nya malah bicara. Cody hanya tersenyum-senyum ke arah ku membuat aku bingung “kau kenapa cod, sudah gila ya ? senyum-senyum sendiri !”
“huh kau ini. Ini coba lihat. Ada pengumuman bagus !” ucap nya sambil menunjukan kesesuatu kertas.
Pengumuman nya menunjukan tentang lomba bernyanyi, pada malam pentas seni 3 minggu lagi. Lomba yang di ada kan oleh sekolah dan akan di liput oleh televise local di Canada.
“lalu, apa nya yang bagus ?” Tanya ku masih bingung. Cody menepuk jidad ku membuat rasa perih yang berbekas
“kau ini memang bodoh apa pura-pura bodh sih ! aku menunjukan mu pengumuman ini supaya kau bisa ikut lomba ini. Lagi pula kan lumayan, hadiah nya besar, dan kalau beruntung kau bisa di kontrak menyanyi”
“tapi… aku tidak yakin bisa ikut!”
“kenapa ? suara mu lumayan loh just, aku yakin kau bisa mendapat 3 besar !” cody benar, aku sih mau-mau saja tapi ayah..
“ah tidak bisa cod ! kau kan tau masalah ku” cody mendelik
“ah itu gampang. Memang nya ayah mu bakalan tau, ayah mu kan sangat anti dengan music jadi dia tidak akan menonton nya” kalau dipikir-pikir ucapan cody ada benar nya juga.
Aku tersenyum lebar membuat cody ikut tersenyum juga “jangan tersenyum, nanti perempuan yang di sekolah kita takut pada mu” aku tertawa terbahak-bahak, dan cody hanya menatap ku dengan tatapan sinis nya.

Kamis, 26 April 2012

my spooky home

Home sweet home. Biasa nya orang-orang mengatakan kalimat seperti itu kalau sudah sampai di rumah. Rumah yang nyaman dan selalu menjadi tempat berlindung dari terik nya matahari atau pun dari rintikan hujan. Tapi bagaimana kalau rumah itu tidak nyaman dan malahan tidak menginginkan si pemilik berada di dalam nya. itu lah yang ku alami. Aku tinggal di dalam rumah yang menyeramkan. Dan ini lah cerita ku dan my spooky home.

….

Cerita ini di mulai ketika aku pindah ke rumah nenek. Aku pindah ke rumah nenek karena aku sudah lulus dari high school dan melanjutkan ke universitas. Kebetulan kampus ku dekat dengan rumah nenek. Jadi aku pindah ke sana. Sebenar nya nenek sudah meninggal 1 tahun yang lalu. Dan sebenar nya juga rumah ini sudah pernah sekali di jual. Dan waktu itu sudah ada yang membeli nya. tapi tak tau kenapa pemilik sebelum nya menjualnya kembali. Dan karena rumah ini di telantarkan. Ayah membeli nya kembali dan kini tinggal lah aku sendiri di sini.


Hari sudah malam, dan aku belum juga selesai membereskan barang-barang ku. Aku sedang memasukan baju-baju ku ke dalam lemari besar di dalam kamar ini. Rumah nenek berlantai dua dan dari dinding luar nya bercat biru muda. Ini malam pertama aku tinggal disini sendirian. Suasana mala mini cukup mencekam. Seingat aku sewaktu nenek masih ada rumah ini sangat nyaman dan tidak mengerikan seperti ini.
Tap tap tap.. aku terdiam ketika mendengar suara tapak kaki dari luar kamar. Aku terdiam mematung. Telinga ku masih terus mendengar kan dengan seksama. Tapi tidak ada suara apa-apa. Ku gelengkan kepala ku. Mungkin hanya ilusinasi ku saja.
Aku kembali membereskan baju-baju ku. Tap tap tap, suara itu kembali muncul. Aku kembali terdiam. Tapi kini suara itu tidak. Yang ada hanya suara jarum jam yang berdetak setiap detik nya.
Karena baju-baju ku semua sudah berada di dalam lemari, aku bergegas naik ke atas kasur dan mulai menutupkan mata mencoba untuk tidur dan melupakan kejadian tadi.

…..

Pagi sudah muncul dan matahari pun sudah berada di ufuk barat. Jam tepat menunjukan pukul 06.45. aku kesiangan padahal hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah. Dengan tergesah-gesah aku turun dari tangga. Saat aku sudah mengapai knop pintu depan rumah aku merasa angin menerpa tubuh ku dari belakang. Membuat bulu kuduk ku berdiri. Padahal pintu belum terbuka. Dengan cepat aku menoleh ke belakang. Tapi tidak ada apa-apa yang ada hanya ruang tamu yang kosong.
Karena perasaan ku sudah mulai tidak enak dengan cepat ku dorong knop pintu dan keluar dari rumah.



“maaf sir apa aku boleh bergabung ?” dosen laki-laki yang berambut botak yang sedari tadi mengoceh di depan kelas terhenti karena mendengar suara ku.
Dia menoleh ke arah ku dan menghampiri ku. Dosen yang kira-kira umur nya sekitar 50 tahunan itu menatap ku dengan tatapan tajam nya.
“apa anda tau ini jam berapa miss…”
“Sheldon” sergah ku “Catherine Sheldon”
“baiklah miss Sheldon, apa anda tau ini jam berapa ?” aku mengangguk lemah. Ku tundukan kepala ku karena aku merasa sangat tajut melihat wajah nya. “dan anda tau mata kuliah saya di mulai jam berapa ?” aku mengangguk kembali “lalu ? kenapa anda terlambat ?”
“aku tersesat ketika mencari kelas sir..”
“ya ya ya, alasan yang sudah sering ku dengar ketika mahasiswa baru seperti anda telat” dosen itu mendesah berat sebelum melanjutkan ucapan nya “baiklah karena anda baru saya maaf kan. Tapi kalau terulang kembali ucapan hallo pada kamar mandi dan pel’an” aku menelan ludah ku sendiri “silahkan masuk”
Aku mengangguk dan mulai masuk ke dalam kelas. Mata ku melirik ke arah bangku yang kosong di sebelah kanan ruangan tepat di barisan nomor 3 paling belakang. Dengan cepat aku menuju bangku tersebut dan duduk di sana.
“sstt, sstt” baru saja aku duduk aku mendengar seseorang berbisik. Aku menoleh ke arah kiri ku dimana suara itu berasal “haii aku justin bieber” seorang laki-laki mengulurkan tangan nya ke arah ku.
Ku jabat tangan nya “Catherine Sheldon”
“menyebalkan bukan ?” ku naikan satu alis ku, aku belum mengerti apa maksut nya
“maksut mu ?” justin terkekeh pelan
“mr. Johnson” aku mulai mengerti sekarang maksut justin. Aku tersenyum tipis, sebuah dehaman keras membuat ku tersentak kaget dan dengan langsung menghadap ke depan. Bergitu pun justin
Terlihat mr. johnson sedang menatap kami “apakah kaliah sudah selesai berkenalan nya mr. bieber dan miss Sheldon ? kalau belum kalian boleh melanjutkan nya di luar kelas saya sekarang juga”
Aku tundukan kepala ku. Ini sudah yang ke 2 kali nya aku di marahi oleh seorang dosen. “maaf sir” ucap ku serempak dengan justin.

…..

Bel berbunyi nyaring. Membuat mr. Johnson yang sedari tadi terus mengoceh berhenti. Dosen itu keluar dari kelas di ikuti oleh beberapa murid lain. Aku membereskan buku-buku ku yang berserakan di atas meja.
“heii, apa kau ada mata kuliah lain hari ini ?” suara berat seorang laki-laki membuat ku mendongak
“mm, ku rasa tidak” laki-laki yang tidak lain justin mengagguk merespon ucapan ku.
“apa kau mau pulang bersama ku ?” aku langkah kan kaki ku keluar dari kelas. Justin masih mengikuti ku. Kini dia sudah menyeimbangi ku
“mm,, tidak usah aku bisa pulang sendiri” justin menatap ku dengan tatapan aneh nya. ku balas tatapn nya tatapan yang seolah berbicara –apa- ?
Justin tersenyum tipis seolah mengerti arti tatapan ku tadi “ah tidak. Apa kau yakin bisa pulang sendiri ?”
“ya tentu. Kau kira aku anak kecil yang tidak tau jalan pulang begitu ?” justin kembali terkekeh.
“haha. Bukan begitu. Memang nya rumah mu dimana ?”
“di kompleks dekat kampus ini” justin yang sedari tadi berjalan di samping ku tiba-tiba diam mematung. Aku pun ikut berhenti lalu memandang justin yang menatap ku dengan tatapan ngeri nya.
“ayo ku antar !” justin menarik tangan ku dengan paksa. Aku mencoba untuk melepas nya tapi tetap saja tidak bisa. Gengaman justin sangat kuat sehingga tidak mungkin aku bisa melepas nya


…..


“sekarang belok mana ?” Tanya justin. Aku mendesah berat.
“belok kanan. Nanti di depan sana berhenti itu rumah ku” justin mengikuti perintah ku. Tak lama dia tersentak seperti orang kaget dan memberhentikan mobil nya begitu saja.
“jangan bilang kau tinggaldi rumah yang tingkat 2 itu yang bercat berwarna biru muda ?”
“iya, bagaimana kau tau ?” ucap ku masih setengah kaget
“cepat pindah dari rumah itu. Bilang pada orang tua mu untuk segera meninggal kan rumah itu !”
“aku tinggal sendiri !”
“APA !” teriak nya. aku hampir menutup telinga ku karena teriakan nya lumayan kencang. “kalau begitu kau sekarang juga harus pindah dari rumah itu !”
“memang nya kenapa ? apa di rumah itu ada hantu nya ?” aku terkekeh sendiri mendengar ucapan ku tadi. Tapi tidak dengan justin
“lebih buruk”
“sudah lah just kau tidak usah mengerjai ku. Itu tidak lucu. Dan juga aku tidak akan pergi dari rumah itu” justin mengengam pundak ku membuat ku berhadapn dengan nya
“apa aku terlihat bercanda” memang dari raut wajah nya justin sama sekali tidak terlihat kalau dai bercanda “aku serius cath. Kau harus pindah sekrang juga. Kalau tidak kau hanya akan mengancam nyawa mu sendiri”
Ku tepis tangan justin. Apa-apa dia baru kenal dengan ku sudah mulai mencoba menakuti ku “sudah lah just kau tak usah mencoba menakut-nakuti ku” aku keluar dari mobil nya. justin terus memanggil ku tapi aku abaikan. Sudah muak aku dengan sikap nya.

…..

Malam sudah datang. Suasana rumah masih seperti tadi pagi. Masih mencekam. Aku mencoba untuk mangabaikan nya dengan cara aku menonton tv. Tapi tetap saja. Aku merasa ada yang memata-matai ku.
Prankkk.. aku terlonjak kaget karena mendengar suara benda pecah di dapur. Jantung ku berdebar dengan cepat. Karena penasaran aku pergi ke arah dapur. Tapi ketika aku sudah berada di dapur aku tidak melihat ada yang pecah sama sekali. Karena aku sudah mulai merinding aku kembali ke ruang tamu.
Ketika di ruang tamu jantung ku hampir berhenti karena tv yang sedari tadi menyala kini mati begitu saja. Padahal aku yakin kalau tadi aku tidak mematikan nya. karena sudah mulai takut aku berlari ke kamar dan mulai mencoba tidur. Sudah cukup kejadian aneh malam ini..


Cklekk..  aku terbangun dari tidur ku karena suara pintu kamar ku terbuka. Aku terduduk karena samar-samar aku mendengar suara seperti gesekan benda logam ke dinding. Apa lagi ini ? kenapa banyak sekali kejadian aneh malam ini.
Prakkk.. bingkai foto yang tertempel di dinding kamar ku begitu saja jatuh. Bulu kuduk ku mulai berdiri.
Prankkk.. “ahh” aku tutup telinga ku. Ini sudah mulai mengerikan aku sudah takut. Sangat takut. Seseorang tolong. Kenapa aku tidak mengikuti kemauan justin tadi siang. Aku memang bodoh karena mengabaikan kemauan nya.
Brukk.. ku lihat jendela kamar ku terbuka dan lalu tertutup seperti di tiup angin. Seluruh kamar ku kini sudah berantakan. Aku ingin sekali pergi tapi aku tidak bisa mengerakan kaki ku.
“ahh” aku menunduk karena guci terbang ke arah ku. Kalau saja aku terlambat mungkin guci itu sudah menerpa kepala ku.
“cath ayo pergi” justin muncul di ambang pintu kamar ku. Dia terlihat sangat panik. Segera aku turun dari tempat tidur ku dan langsung berlari ke arah justin
“justin aku takut” langsung saja ku peluk justin. Justin mengusap-usap punggung ku.
“tidak apa-apa cath. Ayo kita harus keluar dari rumah ini” aku mengangguk. Justin menarik tangan ku dan membawa ku berlari.
Suasana sangat gelap sekarang. Tidak ada penerangan sama sekali. Tapi aku mulai sadar kalau ternyata rumah ku sudah berubah. Kini rumah ku seperti gedung tua yang besar dan tidak terurus. Justin masih membawa ku berlari.
“justin sebenar nya apa yang terjadi ?” justin tidak menjawab pertanyaan ku. Dia masih sibuk berlari dan mencari arah yang benar. “JUSTIN !”
“diam lah dulu cath. Nanti ku jelas kan !” ku hentakan tangan ku membuat tangan ku terlepas dari gengaman justin. Justin terdiam dan menatap ku dengan tatapan geram nya
“jelas kan sekarang juga justin ! kenapa rumah ini seperti ini !” justin mendesah berat
“baiklah akan ku jelas kan. Rumah ini di kutuk. Dan yang tinga di sini akan mati” aku bergidik ngeri ketika mendengar ucapan justin
“tapi kenapa nenek ku tidak kenapa-apa ketika tinggal di sini selama bertahun-tahun. Dan siapa yang mengutuk rumah ini ?”
“karena nenek mu tau cara nya mengunci kutukan itu. Dan yang mengutuk rumah ini itu adalah aku” aku menutup mulut ku. Aku mundur seketika dari justin. Tapi justin kembali mengengam tangan ku
“k..kau”
“rumah ini sudah di kutuk oleh ku sejak 50 abad yang lalu cath. Aku sangat menyesal” lagi-lagi aku tersentak mendengar ucapan justin
“li..lima puluh abad ? kau..”
“itu memang benar cath. Aku sudah hidup sejak 50 abad yang lalu. Keturunan ku atau biasa di sebut keturunan bieber mempunyai hidup yang sangat panjang atau bisa di bilang tidak bisa mati. Aku mengutuk rumah ini karena dulu di rumah ini tinggal seorang keluarga cametrine. Mereka adalah musuh berbuyutan kami. Karena sudah muak dengan sikap mereka aku mengutuskan untuk mengutuk rumah ini. Dan membuat mereka mati seketika di dalam rumah ini.
Tapi ketika aku hendak memusnah kan rumah ini. Rumah ini tidak bisa di hancur. Aku sudah banyak mengunakan cara. Tapi tetap saja aku tidak bisa memusnahkan nya” aku masih tercengang mendengar cerita justin. Cerita yang sangat mustahil ada.
Berarti justin tidak bisa mati. Tapi mana ada makhluk yang tidak bisa mati di dunia ini. “ayo kita harus bisa keluar dari rumah ini sebelum matahari terbit” justin kembali menarik tangan ku. Dia kembali berlari
Aku hanya bisa mengikuti nya dari belakang. “aww” aku jatuh terkulai ke lantai. Justin yang menyadari nya segera menghampiri ku
“ada apa ?” tanya nya panik. Ku pegang kaki ku yang kini sudah mengeluarkan darah segar dari betis ku. Di sana terdapat luka sobek yang lumayan besar membuat aku tidak bisa berjalan.
Justin menyobek baju nya dan mengikat kaki kku yang sobek itu mengunakan kain tersebut. “apa kau bisa berjalan ?” justin mencoba mendiri kan ku. Tapi tetap saja tidak bisa. Aku tidak dapat menahan rasa perih nya
“cepat naik. Aku akan mengendong mu” aku mengeleng
“tidak kau pergi lah. Tingalkan aku disini !”
“TIDAK ! aku tidak akan seseorang mati karena ku. Sudah cukup korban berjatuhan karena ku. Dan aku tidak mau itu terjadi pada mu” justin menarik tangan ku membuat aku menempel di punggung nya dan segera mengangkat ku.
Justin mulai berlari lagi walaupun aku di gendong nya. aku merasa sangat tidak berguna. Untuk menyelamat kan diri ku saja aku tidak bisa. Aku membenci diri ku.
“justin sudah tinggal kan saja aku. Kalau ka uterus mengendong ku. Kau pun akan terjebak disini. Lebih baik kau tinggalkan aku”
“sudah ku bilang aku tidak akan meninggalkan mu. Sekarang tutup lah mulut mu” keringat justin mulai mengucur keluar dari kulit nya. aku tau dia sudah lelah tapi dia tetap mengendong ku.
“itu pintu nya” lirih justin. Terlihat samar-samar oleh ku di ujung lorong sana terdapat sebuah pintu besar. Justin menambah kecapatan lari nya
“justin awas !!” justin menoleh ke arah kanan nya. dengan cepat dia menghindar. Sebuah beling melayang ke arah nya. kalau justin terlambat 1 detik saja. Mungkin beling itu akan menancap ke perut nya. justin kembali berlari
“arrgghh” justin terjatuh begitu saja. Begitu pun aku yang berada di gendongan nya
“justin ada apa ? astaga ya tuhan justin kaki mu” ku lihat kaki justin atau lebih tepat nya di paha sebelah kanan menancap sebuah pisau. Justin menarik pisau yang menancap di kaki nya. dengan cepat darah segar keluar dari paha nya
“cath cepat kau keluar dari rumah ini, pintu nya sudah dekat” aku menggeleng kuat. Tidak mungkin aku meninggalkan justin yang sudah mau menyelamat kan ku
“tidak aku tidak akan meninggalkan mu. Kita akan keluar dari rumah ini” aku memapah justin walaupun kaki ku sudah mulai terasa nyeri yang luar biasa.
Dengan jaln tergopoh-gopoh aku terus memapah justin. Aku sudah hampir mengapai knop pintu itu. Tapi aku kembali terjatuh. Aku sudah tidak kuat menahan rasa sakit di kaki ku.
“sudah ku bilang tinggalkan aku ! kenapa kau ini keras kepala sekali” bentak justin. Aku mulai terisak
“ya aku memang keras kepala. Aku tidak mau meninggalkan mu. Kau begini juga gara-gara aku. Kalau saja aku mendengar kan ucapan mu kemarin pasti kau tidak akan begini”
“tapi ini semua juga salah ku” lirih justin. Aku menggeleng
“ini bukan hanya salah mu. Sudahlah lebih baik kita terus berusaha mengapai pintu itu. Aku mulai bangkit kembali. Seperti tadi aku memapah justin karena tidak mungkin justin berjalan sendiri Karena luka nya lebih parah dari ku.
Aku sudah mengapai knop pintu. Dengan cepat ku dorong pintu itu.
Blush.. angin menerpa wajah ku. Aku langsung terjatuh. Mata ku tidak bisa melihat karena silau matahari. Aku tertawa kecil
“kita berhasil” lirih ku. Tak lama aku sudah tak dapat mendengar apa-apa lagi. Aku tak sadar kan diri. Tapi sebelum aku pingsan aku mendengar samar-samar suara justin memanggil ku.



the end

Senin, 19 Maret 2012

my bestfriend become my new boyfriend

Menurut ku persahabatan itu indah,,
Apa lagi kalau sudah bersahabat sejak kecil
Tapi bagaimana kalau persahabatan berubah menjadi cinta ?
Emm, entah lah aku tak tau
Yang terpenting aku bisa mempunyai sahabat seperti nya aku sudah senang..



,,,,,,,,,,,,,,


Pagi ini di mulai seperti biasa, bangun, mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah, memang itu lah hari-hari yang ku jalani. Pagi ini hari yang cerah, matahari seperti sangat bersemangat untuk menyinari bumi, suara kicauan burung pun terdengar merdu, ya memang pagi yang sangat indah bukan ?

….

Aku sudah sampai di sekolah, suasana sekolah cukup ramai, aku berjalan dengan santai nya menuju kelas ku, tapi aku merasa sesuatu menyentuh pundak ku, sontak ku balikan badan ku, dengan langsung aku bisa melihat seorang laki-laki sedang tersenyum ke arah ku, tapi nafas nya terengah-engah
“heii kau kenapa ? seperti atlit lari marathon saja, nafas mu tersendak-sendak” ucap ku meledek nya, dia hanya menatap ku sinis
“hah itu juga karena mu, aku berlari mengejar mu sambil memanggil namamu, tapi kau malah tak mendengar nya !”
‘’hahaha, maaf lah.. memang nya ada apa kau pagi-pagi begini sudah mencari ku ?”
“seperti biasa, kau pasti tau lah” ucap nya cengengesan, huh aku tau apa yang ada dalam pikiran nya, dasar..
“huh kau pasti mau menyontek pr ku kan ?” dia hanya mengangguk sambil menyengir ke arah ku “hah ya sudah lah, nanti saja aku kasih buku nya di kelas”
“hahahah oke, ayo ke kelas sebelum bel, nanti aku tidak sempat menyalin pr mu” ucap nya santai sambil menarik tangan ku ke kelas, huh dia ini tidak pernah berubah, selalu saja tidak mengerjakan pr, kalau bukan sahabat ku dari kecil mungkin aku tak akan mau berteman dengan nya,
Kebanyakan orang di sekolah ku menganggap kami ini berpacaran, hahah kami memang akrab dan sering berduaan, tapi aku dan dia hanya bersahabat tak lebih, sampai-sampai waktu itu pacar ku cemburu karena melihat ke akrab an ku dengan nya, tapi sekarang sudah ku jelas kan pada nya kalau aku dan dia hanya bersahabat tidak lebih

……

Suasana di kantin sangat ramai, memang seperti ini lah kalau sudah bel istirahat, tentu bukan hanya di sekolah ku saja bukan yang seperti ini, pasti di sekolah-sekolah lain, kalau sedang istirahat kantin akan sangat ramai

“vie, avie” ku dengar seseorang memanggil ku, aku terus mencari seorang yang memanggil ku tadi, sepintas aku melihat ada yang malambai ke arah ku, oh dia yang memanggil ku tadi
“hei just, untung lah kau memanggil ku tadi, kalau tidak aku tidak tau harus duduk dimana” ucap ku di saat sampai di dekat justin, langsung saja aku duduk
“ahhaha lagian suruh siapa keluar nya lama”ledek justin, ku kunyah makanan yang berada di mulut ku baru aku berbicara
“tadi memang nya kau tak lihat, aku di suruh mrs. Hellen membawa buku-buku ke kantor”
“yayaya aku tau”
“hei just, hei vie” ucap seseorang aku kenal dengan suara nya, suara yang sangat familiar
“hei dave” di dave pacar ku, kami sudah berpacaran kurang lebih 5 bulan, menurut ku waktu yang cukup lama. Dave teman baik justin, karena justin lah aku bisa kenal dengan dave, waktu itu justin bilang pada ku kalau dave menyukai ku dan tak lama dari itu kami pun mulai menjalin hubungan
“hohoho seperti nya aku menganggu, baiklah aku pergi dulu, ok”
“sudah di sini saja just, kau tak usah pergi”
“ah sudah tak apa, lagian aku juga harus pergi ke lapangan basket, aku mau main basket dulu” ucap justin lalu pergi meninggal kan aku berdua dengan dave
Justin .. pasti selalu begitu kalau aku berdua dengan dave, dia akan pergi meninggal kan kami, mungkin dia tak mau dave cemburu pada nya, karena waktu itu dave dan justin hampir saja bertengkar karena sewaktu itu kau di gendong oleh justin. Padahal waktu itu aku sedang olahraga dan tak sengaja aku jatuh, dan aku tak bisa berjalan karena luka pada lutut ku lumayan parah, justin yang melihat kerjadian itu pun membantu ku, doa mengendong ku ke UKS. Tapi saat di koridor kami berpapasan dengan dave, aku memang tidak sekelas dengan dave, mungkin pada saat itu dave yang tidak tau kejadian nya marah pada justin dan hampir memukul justin, tapi untung nya tidak jadi karena pada saat itu ada seorang guru yang lewat. Karena itu lah mungkin justin tak mau membuat dave cemburu, karena menurut nya dave adalah teman terbaik nya

“vie kenapa si kau selalu berdua dengan justin ?” ucap dave memecahkan keseunyian di antara kita berdua, hah dave mulai lagi
“kau kan tau dave, aku dan justin bersahabat, kau tak usah cemburu pada nya, lagi pula justin teman mu dan aku juga tidak mempunyai perasaan pada nya”
“tapi vie, tetap saja. Walaupun kau hanya bersahabat dengan nya, tetap saja aku cemburu”
“lalu kau mau apa ? apa aku harus menghindari justin yang jelas-jelas sahabat ku dari kecil !”
“kenapa kau jadi marah pada ku vie ? memang nya apa salah ku ?”
“kau egois dave, kau cemburu kepada teman mu sendiri, sedang kan aku tak pernah marah-marah ketika kau dekat dengan teman wanita mu !”
“aku cemburu karena aku menyanyagi mu vie”
“aku tau, tapi kalau kau memang menyanyagi ku, kau harus percaya pada ku, aku dan justin hanya berteman titik, dan tidak ada yang bisa merubah nya” aku bangkit dari duduk ku dan pergi meninggal kan dave sendiri. Aku sudah mulai bosan berdebat dengan nya, karena yang selalu kami debat kan adalah kecemburuan dave terhadap justin. Ya aku tau dave cemburu karena sayang pada ku, tapi kalau memang dia sayang ahrus nya dia bisa mempercayai ku.

………..

Hari terus berlalu, kejadian beberapa hari yang lalu membuat hubungan ku dan dave merengang, ya aku tau aku salah karena sudah membentak nya. Aku memang tidak pandai mengontrol emosi ku, lalu aku harus bagaimana ? aku jadi serba salah,
“vie ada justin di bawah, cepat turun !” ucap mom dari luar kamar ku, justin ? mau apa dia kesini. Aku turun dari kasur ku lalu keluar dari kamar
“ada apa just, tumben kau ke sini ?” ucap ku saat aku sudah sampai di dekat justin, langsung saja aku duduk di sofa yang berada di samping justin
“aku kesini ingin mengajak mu ke mall”
“hah ke mall, tumben sekali kau mau ke mall, ada apa ?”
“sebentar lagi mom ulang tahun, jadi aku ingin membelikan nya hadiah, tapi aku tak tau mau membelikan nya apa, jadi aku mengajak mu”
“oh jadi sebentar lagi mom pattie mau ulang tahun ! baik lah aku ikut, sekalian aku juga ingin membeli hadiah untuk nya”

……

“hah aku capek just, kita ke kefe itu yuk”
“ya baiklah” aku sudah benar-benar capek, sudah hampir seharian aku dan justin berjalan di mall ini untuk mendapat kan hadiah yang bagus untuk mom pattie, tapi walaupun capek tak sia-sia, kami sudah mendapat kan hadiah yang bagus untuk mom, dan saat ini aku menuju ke sebuah kafe yang berada di mall, saat aku masuk ke kafe, banyak sekali pengunjung yang berada di sini. Tapi untung nya kami menemukan meja kosong, baru saja aku memesan sebuah minuman, aku langsung bisa melihat seorang laki-laki yang tidak asing bagi ku sedang duduk berdua dengan seorang wanita, mereka sangat mesra, uh hati ku sudah panas, ingin sekali aku mencincang mereka hidup-hidup
“ kau kenapa vie?” Tanya justin, ku rasa dia merasakan perubahan sikap ku, tak lama dari itu minuman pesanan ku datang, dengan cepat aku ambil minuman itu dan membawa nya ke arah laki-laki itu, saat tepat di belakang nya, langsung saja aku siram kepala nya dengan minuman itu
“heii siapa yang..” ucapan nya terhenti ketika dia melihat ku “avie”
“apa, kau terkejut aku disini ! pantas selama ini kau seperti menghindar dari ku, ternyata kau sudah dapat penganti ku ! kalau memang sudah bosan dengan ku bilang saja !”
“bu..bukan begitu vie, kau salah paham”
“ah sudahlah dave, kau tak usah menjelaskan apa-apa lagi”
“sudah vie, jangan bertengkar disini” ucap justin seraya menenangkan ku, ku lihat mata dave membulat besar ketika melihat justin
“kau menuduh ku selingkuh, tapi ternyata kau pun sama, kau memang tak tau malu vie !” plakk ku tampar pipi dave, dia.. ughh
“sudah vie, ayo pergi dari siini” justin menarik tangan ku menjauh dari dave
“puas kau just, kau sudah menghancur kan hubungan ku !” teriak dave, tangan ku yang sedari tadi di gengam oleh justin di lepas begitu saja, ku lihat justin menghampiri dave, dengan cepat justin memukul muka dave dengan keras
“dengar ya dave seumur hidup ku, aku tak pernah mau merusak hubungan mu dengan avie, kau sendiri yang sangat cemburu pada ku, kau tak bisa terus menerus cemburu terhadap ku karena aku dan avie hanya berteman, soal hubungan mu yang rusak itu karena ulah mu sendiri, jadi jangan sekali-klai kau manyalah kan ku !” ku lihat justin pergi meninggal kan dave, justin menarik kasar tangan ku keluar dari kafe

………

Saat ini aku sedang berada di taman, tempat favorite ku dan justin. Kalau di antara kami ada masalah pasti kami akan selalu datang kesini, karena menurut ku dan justin tempat ini membuat hati tenang, dan masalah yang menimpa akan terasa menghilang
Cukup lama aku dan justin terdiam, masih berkutat pada fikiran masing-masing. Aku mulai teringat akan kejadian tadi. Dave.. dia berselingkuh di belakang ku, aku benar-benar tak menyangka. Tadi nya aku akan meminta maaf kepada nya, tapi sekarang aku sudah benar-benar membenci nya. Tak tau kenapa hati ku sakit, sakit bagaikan di terpa duri-duri yang tajam. Rasa nya aku ingin menangis. Tapi aku tahan, tapi rasa sakit itu bertambah, membuat aku tidak bisa menahan air mata ku ke luar, satu tetes, dua tetes, dan akhir nya air mata itu keluar dengan cepat. Ku tutup wajah ku dengan ke dua telapak tangan ku. Ini benar-benar sakit kenapa hanya karena dave aku begini. Aku ingin sekali berhenti menangis tapi tidak bisa yang ada aku hanya bertambah menjadi-jadi, ku rasa kan seseorang memeluk ku dari samping
“sudah lah vie kau tak usah menangis”
“entah lah just, aku tak bisa berhenti, ini terlalu sakit just” tangis ku makin menjadi-jadi, kenapa hanya karena orang berengsek itu aku menangis seperti ini?
Justin masih memeluk ku dari samping , dia masih berusaha untuk menenang kan ku
“sudah vie, jangan kau buang air mata ku itu untuk orang yang seperti dave, itu terlalu berharga, aku tak mau melihat mu seperti ini, ini bukan seperti mu vie, bukan avie yang ku kenal. Avie yang ku kenal sangat kuat, sampai-sampai di banting pun tak akan hancur, hhe” ucap justin panjang lebar, sedikit melucu di akhir kalimat, mambuat ku yang tadi menangis kini tersenyum karena mendengar ucapan nya, ku cubit perut justin, dia meringis kesakitan
“kau ini, memang tidak tau suasana ya, lagi sedih-sedih gini masih aja ngelawak !” justin terkekeh
“ya gak apa-apa dong, itu cara ku membuat mu berhenti menangis, dan hasik nya berhasil bukan ?” aku tersenyum kepada justin, dia memang sangat baik. Aku senang mempunyai sahabat seperti nya. Ya walaupun kadang-kadang menyusahkan, tapi dia selalu care terhadap teman nya
“jangan menangis lag ok, kau terlihat jelek kalau menangis, cantikan kaya gini kalau lagi senyum” justin menyolek dagu ku, dai berhasil membuat muka ku memerah karena malu
“terima kasih just” ucap ku mengantung, justin mengkerut kan kening nya
“untuk ?” Tanya nya
“terima kasih sudah mau menjadi sahabat ku, dan selalu peduli pada ku, kau bagai kan kakak ku just” justin masih terdiam, tapi tak lama dia memandang luurus ke depan , kenapa dia ?
“just brother ?” ucap nya, aku benar-benar tak mengerti ucapa nya. Apa aku salah karena menganggap nya kakak ku. Justin kini menatap ku, mata nya yang hazel kini terlihat sayu, aku tak tau kenapa ? “just brother, cant more ?”
“apa maksut mu just ?” Tanya ku, lagi-lagi justin menatap ku dengan mata sayu nya
“ya hanya kakak, tak lebih, aku harap aku bisa lebih dari seorang kakak” lagi-lagi ku kerut kan kening ku, aku benar-benar tak mengerti apa maksut nya. Justin mendesah berat “kau belum mengerti juga ?” aku hanya mengangguk
“I love you”berulang kali aku mengerjapkan mata ku, apa aku tak salah dengar, apa itu hanya hayalan ku ? oh gosh aku bingung apa itu benar ?
“k..kau bilang apa just ?” justin menatap ku lekat-lekat, kini mata hazel nya tak terlihat sayu. Justin mendekat kan wajah nya ke arah  ku. Tak sampai 2 detik aku merasa bibir ku bersentuhan dengan bibir justin, justin terus mencium ku dengan lembut, aku masih terdiam belum membalas nya, aku masih kaget, tapi justin terus berusaha untuk membuat aku membalas ciuman nya, dan akhir nya aku membalas ciuman nya


……..

Matahari kini sudah muncul menyinari seluruh bumi, kicauan burung menambah indah nya pagi yang sejuk dan damai. Aku merasa sangat senang hari ini, tak ada lagi rasa kesal, atau pun sedih, itu juga berkat sahabat ku. Siapa lagi kalau bukan justin, aku masih ingat betul kejadian kemarin, justin menyatakan cinta nya pada ku setelah kami berciuman, dan aku , ku rasa aku mulai menyukai nya. Hahah memang aneh, sahabat dari kecil kini berubah menjadi sepasang kekasih, hal yang benar-benar aneh tapi benar-benar terjadi, aku bersyukur kepada tuhan karena telah memeberikan sahabat atau kini telah berubah menjadi seorang yang ku sayangi, seperti justin, aku benar-benar bersyukur.

Senin, 20 Februari 2012

the stars #1

“ku mohon jangan pergi, apa salah ku sampai-sampai kau tega meninggal kan ku sendiri ?”
“kau memang tak mempunyai salah padaku, tapi ini sudah menjadi keputusan ku, aku memang harus pergi”
“tapi aku masih mencintai mu dan aku masih sayang pada mu, mengerti lah perasaan ku saat ini, ku mohon”
“aku juga masih sayang padamu, dan aku mengerti perasaan mu karena aku merasakan nya juga, tapi mau bagaimana lagi, aku memang harus pergi, dan aku juga tak tau bisa kembali atau tidak, kalau aku tidak kembali lanjut kan lah hidup mu, karena hidup mu masih terus berjalan”
“tapi..”
“sudah lah jangan menangis lagi, hapus air mata mu, sebentar lagi bus ku akan datang, dan aku tidak mau melihat mu menangis di saat aku pergi, kalau kau menangis, kau hanya akan membuat ku khawatir, dan mungkin saat perang nanti aku akan teringat terus padamu, kalau hal itu terjadi mungkin aku akan mudah tertembak, kau mau itu terjadi ?”
“tentu saja tidak, aku tidak mau”
“kalau begitu, hapus air mata mu, dan tersenyumlah dan ingat aku selalu menyayagi mu”


>>>>>>>>


Aku kembali teringat pada momen satu bulan yang lalu, di mana saat liam pergi meninggalkan ku, liam pergi berperang di Israel, perang di Israel sudah banyak memakan korban, hal itu benar-benar membuat ku khawatir terhadap liam, dan kekhawatiran ku bertambah karena sampai saat ini aku belum mendapat kabar dari liam, aku benar-benar khawatir pada nya, semoga dia baik-baik saja di sana



Matahari sudah terbit di sebelah timur, menandakan pagi sudah datang, semua makhluk hidup pun sudah memulai aktivitas nya, begitu pun burung-burung kecil, sudah terbang ke sana kemari, dan ada pula yang hinggap di pohon bersiul-siul mengeluarkan suara indah, tak hanya burung yang sudah memulai aktivitas pagi ini, semua manusia termasuk aku pun sudah memulai aktivitas, aku sebagai seorang pelajar, aktivitas pagi ku adalah pergi ke sekolah, dan aku pun sudah memulai nya, aku berangkat ke sekolah pukul 07.15 AM, waktu yang tidak cukup untuk ku sampai ke sekolah kalau aku ketinggalan bus lagi, kemarin aku ketinggalan bus dan terpaksa aku menunggu bus yang lain, dan sial nya bus yang berikut nya sampai setengah jam kemudian, dan akhir nya aku terlambat dan aku pun tidak di perbolehkan ikut pelajaran pertama oleh guru ku, tentu aku tidak mau hal itu terjadi kembali lagi, karena itu aku bergegas pergi menuju halte bus


Beruntung aku tidak ketinggalan bus pagi ini dan hal itu membuat aku sampai di sekolah tepat waktu, aku berjalan memasuki sekolah yang sudah berdiri hampir setengah abad, sekolah ku memang sudah lama berdiri, membuat sekolah ini menjadi populer dan membuat banyak para pelajar berminat bersekolah di sini, beruntung aku masuk ke sekolah ini,
Bukan hanya karena sekolah ini sudah lama berdiri yang membuat banyak para pelajar mau masuk ke sekolah ini, tapi karena sekolah ini adalah sekolah yang mampu membuat lulusan nya menjadi seorang yang sukses dalam karir mereka, nama sekolah ini melodi high school,  dari nama sekolah nya saja sudah mengambar kan ciri khas sekolah ini, tentu sekolah ini adalah sekolah music, tapi sekarang tak hanya music, yang berbau dance pun ada, itu lah yang membuat sekolah ini banyak di gemari para pelajar apalagi saat lulus kami bisa langsung mendapat manager yang handal yang dapat membuat karir kamu cermelang di masa depan,
Di sekolah ini para siswa bebas mau masuk ke kelas mana saja, kelas music atau pun kelas dance, dan di sekolah ini boleh juga memasuki kedua kelas tersebut, dan aku masuk ke kelas dance saja, karena aku tidak bisa bernyanyi



“sarah !” ku dengar seorang wanita menyebut nama ku, aku mengenal suara ini, Emily
“hey Emily, ada apa ?”
“kau di panggil mrs. Taylor, lebih baik kau ke kantor”
“memang nya ada apa ?”
“entah lah, apa kau membuat ulah lagi sarah ?”
“emm,, mungkin”
“ah kau ini, ya sudah lebih baik kau menemui nya”
“hmm baiklah, kau mau ikut ?” tawar ku, Emily hanya menggeleng “oke bye” ku lambaikan tangan ku dan pergi menuju ke arah ruangan mrs. Taylor


Hah masuk tidak ya ? masuk, tidak, masuk tidak, hah kenapa aku jadi takut seperti ini, o ayolah sarah kau harus masuk, yah…
Tok tok tok, ku ketuk pintu ruangan mrs. Taylor “masuk” ku dengar samar-samar suara mrs. Taylor, ku tarik nafas ku dalam-dalam, ku buka lahan perlahan pintu tersebut
“anda memanggil ku mam ?”
“oh sarah, ya ayo masuk” ku langkah kan kaki ku mendekat ke arah mrs. Taylor
“ada apa mam ?”
“ku dengar akhir-akhir ini kau banyak membuat masalah, karena itu aku memutus kan..”
“aku mohon mam jangan keluar kan aku, aku janji tidak akan membuat masalah lagi, im promise”
“sarah siapa yang bilang kau akan di keluar kan !”
“lalu ?”
“maka nya dengarkan pembicaraan saya dulu, saya tidak akan mengeluarkan mu hanya karena kau membuat masalah akhir-akhir ini, banyak siswa siswi yang sering membuat masalah di sekolah ini seperti mu, saya hanya ingin kamu mengajar kan seseorang menari”
“menari ?”
“ya, aku sudah dengar dari guru-guru mu, kalau kau sudah sangat berbakat dalam hal ini, dan saya ingin kamu mengajari keponakan ku yang satu ini”
“keponakan anda ?” Tanya ku mrs. Taylor hanya mengangguk “tapi kenapa tidak anda masuk kan dia ke sekolah ini saja”
“tidak, dia anak nya sangat keras kepala dan sangat sering membuat guru-guru nya kesal, dan karena kau sering membuat masalah akhir-akhir ini, ini akan menjadi hukuman mu”
“tapi mam..”
“kalau kau tidak mau, terpaksa saya akan meng..”
“baik lah mam, aku akan mengajari nya, memang nya keponakan anda siapa ?”
“justin bieber”
“APA !!” :o