Sabtu, 05 Mei 2012

before shining_2


Selama berhari-hari aku terus memikirkan keputusan ku. Aku memang sangat ingin mengikuti lomba tersebut, tapi aku merasa ada sesuatu hal yang ganjil. Dan ini mengenai ayah. Setiap kali aku memikirkan nya, badan ku bergertar, jantung ku sering berdebar-debar. Tapi setiap kali aku melamun di kelas cody pasti selalu menebak apa yang ku pikir kan dan selalu meminta ku untuk mengikuti lomba itu.
Dia sih enak cuman bisa bicara saja, sedang kan aku. Aku bingung, stress, dan juga frustasi. Mungkin cuman gara-gara ini aku bisa gila. Di lain pihak, aku tidak ingin mengecewakan ayah dan di satu sisi aku sangat ingin mengikuti lomba itu. Ah adakah seseorang yang bisa memberiku jalan keluar ??


……

1 minggu menuju pementasan

“just kau sudah siap ?” Tanya cody di saat aku sedang membaca di kelas, ku tatap cody lekat-lekat
“siap apa ?” ucap ku cuek
“tentang itu, kau sudah menyiapkan lagu apa yang akan kau bawa nanti ?” aku mendesah tidak menjawab pertanyaan cody. Dia ini memang sangat tidak membantu “just” ucap nya lagi
“apa sih!”
“kau sudah siap belum ?” tanya nya lagi. Aku tidak bergeming “ah just, kau ini menyebalkan sekali aku bertanya malah di diemin !”
“lagian kau itu menyebalkan sekali sih cod. Aku tidak akan ikut lomba itu !” cody terkejut, sampai-sampai dia membulatkan mata nya
“kau jangan bercanda just ! kenapa kau tidak ikut ? padahal aku sudah mendaftarkan mu” aku masih diam tidak mau angkat bicara “kalau cuman gara-gara ayah mu, kan sudah ku bilang ayah mu tidak akan tau!”
“bukan begitu cody !” sergah ku. Cody terrdiam mungkin merasa kaget karena aku membentak nya “aku tidak mau mengecewakan ayah karena aku membohongi nya” hening. Cody belum juga mau bicara, mungkin dia kecewa dengan ucapan ku, tapi entah lah tapi memang itu kenyataan nya.
Kau bangkit dari duduk nya dan hendak pergi tapi sebelum dia pergi, dia berkata “kalau memang itu keputusan mu, baiklah just. Aku tidak akan memaksa mu lagi. Tapi kalau kau mengubah pikiran mu datang lah pada hari sabtu jam 8 malam ke lapangan sekolah kita” cody pergi berlalu, ku letakan kepala ku di meja.
Aku kembali memikirkan kata-kata ku tadi. Iya aku memang tidak akan mengecawakan ayah tapi aku mengecewakan cody. Aku ini memang bodoh. Ughh

“kau tidak apa-apa ? apa kau sakit ?” pertanyaan beruntun itu membuat ku mendongakan kepala dan melihat seorang perempuan berambut panjang sebahu sedang menatap ku khawatir
“aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah bertanya” perempuan itu tersenyum simpul. Dia adalah gemma, teman sekelas ku.
Aku sempat menyukai nya, tapi karena aku tidak percaya diri untuk menyatakan nya jadi aku pendam saja. Ya walaupun terkadang aku sering merasa sakit hati sendiri kalau melihat nya berduaan dengan laki-laki lain.
Gemma duduk di kursi di samping ku “benar kau tidak apa-apa. Aku rasa kau memikirkan sesuatu” aku tersenyum kecut
“ya benar kok. Aku tidak apa-apa” gemma mengangguk
“oh ya just, apa kau ikut lomba bernyanyi nanti hari sabtu” plakk, aku bagaikan di tampar. Pertanyaan yang membuat ku teringat lagi akan cody dan juga ayah
“oh.. itu,, emm a..aku. uh entah lah” gemma mengekerutkan kening nya
“kenapa tidak tau. Suara mu bagus just, ku rasa kau bisa menang” tak tau kenapa saat gemma mengucapkan kata-kata itu aku seperti melayang-layang ke langit. Padahal dia hanya memuji ku sedikit
“thanks. Tapi aku tidak yakin bisa menang. Pasti saudara mu akan ikut kan ?”
“oh harry. Entah lah aku tak tau. Dia sedang sibu dengan boyband nya itu. Jadi ku rasa dia tidak akan ikut.” Aku mngangguk “ya sudah, aku kesana dulu ya just” aku tersenyum sambil mangangguk “oh ya kalau kau ikut aku akan mendukung mu” gemma pergi berlalu dengan kata-kata yang membuat ku kembali bimbang
Ya tuhan kenapa kau memberikan ku cobaan yang membingungkan seperti ini.



……

Malam pementasan seni

Tinggal 1 jam lagi. Pementasan seni akan di mulai. Tapi aku masih berada di kamar masih bimbang. Aku ingin pergi tapi rasa nya seperti nya susah sekali pergi dari rumah.
Ku hempaskan tubuh ku ke kasur, menutup mata ku sejenak. Tapi yang bisa ku lihat hanya gemma yang sedang tersenyum yang mendukung ku ketika di atas panggung. Arggh aku bangkit dari tidur ku dan mengambil jaket ku yang tergantung di lemari. Sudah cukup aku akan ikut, aku tidak mau menyiayiakan kesempatan ini.



Sekolah yang biasa nya pada jam 6 sore sudah sepi tapi sekarang rame seperti sebuah pasar malam. Dengan tergesah-gesah aku mencari keberadaan cody. Tidak lama aku mencari aku sudah melihat cody terduduk di kursi dekat dengan panging. Tak tau kenapa dia seperti sangat lemas. Memang selama 1 minggu ini aku tidak bicara pada cody. Dia selalu menghindar jika aku akan menghampiri nya.
Ya aku tau dia marah pada ku. Tapi mungkin karena kehadiran ku mala mini semoga saja dia bisa memaafkan ku. Aku sudah tepat di belakang nya. aku ambil nafas panjang-panjang dan membuang nya.
“apa aku masih bisa tampil ?” cody tersentak dan langsung menghadap ke arah ku. Wajah nya yang sedari tadi muram sekarang berbinar-binar
“justin. Aku datang” aku mengangguk sambil menyunging kan senyuman ku
“oh thanks god. Ku kira kau tidak akan datang”
“apa aku sudah terlambat ?” Tanya ku melenceng dari ucapan cody tadi. Cody mengeleng
“kau tepat waktu. Sekitar 1 menit lagi kau akan tampil”
“wow.. apa ? jadi aku yang peserta pertama ?”
“ya begitulah”
“APA ! kau sudah gila cod” cody memundurkan badan nya
“waw santai just. Lagi pula aku juga tidak tau. Itu sih urusan panitia nya” aku hanya bisa menunduk lesu. Bagaimana ini, aku belum berpengalaman tampil di depan orang sebanyak ini. Dan sekarang aku akan tampil sebagai peserta pertama
“tenang lah just. Tidak apa-apa kok” cody menenagkan ku
“haii cod, haii just” suara seseorang yang ku tunggu dan yang membuat ku berada di sini. Terdengar dari beakang tubuh ku
“haii gemma” sapa cody, gemma tersenyum
“jadi kau akan ikut lomba nya just ?” Tanya gemma, aku tersenyum sambil mengangguk. Aku yang sudah bergetar tambah bergetar karena melihat gemma.
Tak tau kenapa, aku jadi tambah gugup. Rasa takut pun kini ku rasa kan. Bukan, bukan nya rasa takut karena aku jadi peserta pertama. Takut karena akan menampilkan penampilan terburuk ku di depan gemma.
“kau justin kan ?” Tanya seorang wanita paruh baya, aku mengangguk “silahkan ke belakang panggung, sebentar lagi acara akan di mulai” aku mengikuti wanita itu dari belakang.
Sekali-kali aku melirik ke belakang untuk melihat cody dan gemma. Cody tersenyum dan gemma mengucapkan kata-kata semangat pada ku. Aku tersenyum.


Pembawa acara sudah naik ke atas panggung. Menyapa semua penonton dan sekali-kali menumbar kata-kata lelucon untuk mencairkan suasana. Aku masih gugup apalagi di saat MC memanggil nama ku.
Aku rasa resah aku naik ke atas panggung. Saat di aku tiba di tengan panggung semua penonton bertepuk tangan untuk ku. Aku dapat melihat cody dan gemma duduk di barisan paling pertama.
“jadi justin. Kau akan menyanyikan lagu apa ?” Tanya MC tersbut pada ku. Aku sempat berpikir-pikir sejenak
“aku akan menyanyikan lagu Mariah carey yang I still believe”
“oh pemilihan lagu yang bagus justin. Baiklah dari pada kita membuang-bunag waktu mari kita saksikan justin bieber” ke 2 MC itu turun dri panggung. Music sudah di mainkan aku langsung bernyanyi

no no
yeah yeah

you look in my eyes
and i get emotional
inside
i know it's crazy but
you still can touch my heart
and after all this time
you'd think that i
wouldn't feel the same
but time melts into nothing
and nothing's changed

aku melirik gemma. Gemma tersenyum pada ku.


i still believe, someday you and me
will find ourselves in love again
i had a dream, someday you and me
will find ourselves in love again

each day of my life
i'm filled with all the joy
i could find
you know that i am not the desperate type
if there's one spark of hope left in my grasp
i'll hold it with both hands
it's worth the risk of burning
to have a second chance
no, no, no, no, no, nooo i need you baby
i still believe that we can be together
ooooohoh no no nooo
aku sudah mulai terbawa irama. Aku sudah merasa santai saat ini. Cara bernyanyi ku pun sudah tak terasa kaku lagi



if we believe that true love never has to end
then we must know that we will love again
mmmh

ooooohoh
i still believe, someday you and me
will find ourselves in love again
oh baby, yeah yeah
i had a dream, you and me
will find ourselves in love
again
(i still believe)
oh baby i do
(someday you and me)
just give me one more time
and love
again
i had a dream, someday you and me
will find ourselves in love
again


saat music berhenti. Aku menatap gemma, dia tampak sangat bahagia. Aku lega karena tidak menampilkan penampilan yang buruk. Langsung aku mengalihkan pandangan ku dari gemma ke penonton yang sedari tadi masih bertepuk tangan. Di ujung sana di samping kamera aku melihat 4 orang berpakaian rapi, ber jas plus berdasi. 3 dari mereka sedang berbisik-bisik sedang kan seseorang sedang menatap ku dengan tajam.
Aku kenal laki-laki itu, dia… ayah….

Kamis, 03 Mei 2012

before shining 1


Buat apa dengerin music terus ! mau jadi apa kamu ?


Kata-kata itu lah yang terus ku ingat ketika aku sudah mulai putus asa. Kata-kata yang menyakitkan keluar dari mulut ayahku beberapa tahun yang lalu sebelum aku seperti sekarang.
Memang kata-kata yang kasar, tapi dengan kata-kata itu lah aku bisa seperti ini. Karena kata-kata itu motivasi ku kalau aku bisa menjadi manusia yang berguna dengan music.
Music satu kata yang selalu di benci oleh ayahku. Tak tau kenapa, dia selalu membenci nya. itu sudah menjadi rahasia nya selama bertahun-tahun.



…..


5 tahun yang lalu



Malam hari yang sepi ini, seperti biasa aku hanya di temani oleh tipe ku yang sudah butut. Itu juga tipe yang berdbu karena aku biar kan, tidak selalu aku bersih kan.
Tidak bukan nya aku tidak mampu membeli yang baru, hanya saja aku biarkan supaya ayah ku tidak mengetahui nya kalau tipe itu sering ku gunakan. Tipe yang terletak di ujung kamar ku itu, adalah salah satu benda berharga yang kumiliki. Tipe peninggalan ibu, hadiah dari nya ketika aku berulang tahun yang ke 15 tahun.
Ibu memang sudah tiada sejak 4 tahun yang lalu. Meninggalkan aku dan ayah berdua. Dan sejak itu pun ayah berubah, sikap nya yang dulu selalu tersenyum dan selalu mengumbar lelucon, tapi sekarang berubah menjadi ayah yang tegas, pemarah, dan juga pendiam.
Pernah hampir 1 minggu aku tidak berbicara pada ayah, padahal sewaktu itu aku sudah menyapa nya. mengajak nya mengobrol tapi dia hanya diam.
Jam menunjukan pukul 9 malam, pertanda sebentar lagi ayah akan pulang. Tapi aku belum mendengar suara deru mobil nya. karena ku rasa ayah pulang terlambat jadi ku biarkan tipe menyala mengeluarkan suara lagu dari band favorite ku.
Aku berangan-angan bisa menjadi penyanyi yang sukses. Tapi ku rasa itu hanya khayalan yang bodoh dan tidak akan terwujud. Ya benar-benar khayalan yang bodoh.
Jam sudah menunjukan pukul 09.30 berarti benar dugaan ku, ayah pulang telat. Jadi aku masih bisa bersantai-santai mendengar kan alunan lagu yang indah.
Tapi di saat aku sedang memejamkan mata sedang menikmati suara khas dari penyanyi tersebut, aku hampie terlonjak kaget karena aku sudah dapat melihat ayah ku berdiri di depan pintu dengan wajah marah nya.
Langsung aku mati kan tipe ku. “a..ayah, su..dah pulang” ucap ku gugup. Pasti aku akan dapat omelan lagi
“sudah berapa kali ayah bilang. Buat apa kamu mendengar kan music, tidak ada gunanya lebih baik kamu belajar ! sudah tau nilai jelek, masih saja bersantai-santai, mau jadi apa kamu !” aku hanya menunduk, dan mengucapkan kata maaf dengan suara yang kecil.
Ayah menutup pintu kamar ku dengan membanting nya, membuat jantung ku berdebar.


…..

“just, justin !” aku yang sedang berjalan terpaksa berhenti karena mendengar suara memanggil namaku
“ada apa ?” Tanya ku dengan nada malas. Seorang laki-laki yang tidak lain adalah teman ku -cody- menyungingkan senyuman yang ku rasa akan membuat, beberapa perempuan akan takut dan beberapa perempuan akan meleleh.
Haha. Cody si meraup tangan ku dan menarik nya tanpa persetujuan dari ku. Ku hentakan tangan ku karena tidak suka “hei apa-apaan kau cod ! kau mau membuat gosip yang tidak enak ya ! bisa-bisa nanti kita di gossip kan gay tau !” cody tertawa terbahak-bahak
“kau ini ada-ada just. Aku hanya mau menunjukan mu sesuatu ! ayo ikut” aku merdecak “ayo ikut, dari pada ku tarik lagi tangan mu !” aku mendesah berat dan akhir nya menyetujui nya
Aku mengikuti cody dari belakang. Tak tau mau kemana, tapi arah nya seperti ke tampat madding sekolah. Setelah sampai, ternyata benar cody mengajak ku ke tempat madding.
Bukan nya malah bicara. Cody hanya tersenyum-senyum ke arah ku membuat aku bingung “kau kenapa cod, sudah gila ya ? senyum-senyum sendiri !”
“huh kau ini. Ini coba lihat. Ada pengumuman bagus !” ucap nya sambil menunjukan kesesuatu kertas.
Pengumuman nya menunjukan tentang lomba bernyanyi, pada malam pentas seni 3 minggu lagi. Lomba yang di ada kan oleh sekolah dan akan di liput oleh televise local di Canada.
“lalu, apa nya yang bagus ?” Tanya ku masih bingung. Cody menepuk jidad ku membuat rasa perih yang berbekas
“kau ini memang bodoh apa pura-pura bodh sih ! aku menunjukan mu pengumuman ini supaya kau bisa ikut lomba ini. Lagi pula kan lumayan, hadiah nya besar, dan kalau beruntung kau bisa di kontrak menyanyi”
“tapi… aku tidak yakin bisa ikut!”
“kenapa ? suara mu lumayan loh just, aku yakin kau bisa mendapat 3 besar !” cody benar, aku sih mau-mau saja tapi ayah..
“ah tidak bisa cod ! kau kan tau masalah ku” cody mendelik
“ah itu gampang. Memang nya ayah mu bakalan tau, ayah mu kan sangat anti dengan music jadi dia tidak akan menonton nya” kalau dipikir-pikir ucapan cody ada benar nya juga.
Aku tersenyum lebar membuat cody ikut tersenyum juga “jangan tersenyum, nanti perempuan yang di sekolah kita takut pada mu” aku tertawa terbahak-bahak, dan cody hanya menatap ku dengan tatapan sinis nya.