Kamis, 03 Mei 2012

before shining 1


Buat apa dengerin music terus ! mau jadi apa kamu ?


Kata-kata itu lah yang terus ku ingat ketika aku sudah mulai putus asa. Kata-kata yang menyakitkan keluar dari mulut ayahku beberapa tahun yang lalu sebelum aku seperti sekarang.
Memang kata-kata yang kasar, tapi dengan kata-kata itu lah aku bisa seperti ini. Karena kata-kata itu motivasi ku kalau aku bisa menjadi manusia yang berguna dengan music.
Music satu kata yang selalu di benci oleh ayahku. Tak tau kenapa, dia selalu membenci nya. itu sudah menjadi rahasia nya selama bertahun-tahun.



…..


5 tahun yang lalu



Malam hari yang sepi ini, seperti biasa aku hanya di temani oleh tipe ku yang sudah butut. Itu juga tipe yang berdbu karena aku biar kan, tidak selalu aku bersih kan.
Tidak bukan nya aku tidak mampu membeli yang baru, hanya saja aku biarkan supaya ayah ku tidak mengetahui nya kalau tipe itu sering ku gunakan. Tipe yang terletak di ujung kamar ku itu, adalah salah satu benda berharga yang kumiliki. Tipe peninggalan ibu, hadiah dari nya ketika aku berulang tahun yang ke 15 tahun.
Ibu memang sudah tiada sejak 4 tahun yang lalu. Meninggalkan aku dan ayah berdua. Dan sejak itu pun ayah berubah, sikap nya yang dulu selalu tersenyum dan selalu mengumbar lelucon, tapi sekarang berubah menjadi ayah yang tegas, pemarah, dan juga pendiam.
Pernah hampir 1 minggu aku tidak berbicara pada ayah, padahal sewaktu itu aku sudah menyapa nya. mengajak nya mengobrol tapi dia hanya diam.
Jam menunjukan pukul 9 malam, pertanda sebentar lagi ayah akan pulang. Tapi aku belum mendengar suara deru mobil nya. karena ku rasa ayah pulang terlambat jadi ku biarkan tipe menyala mengeluarkan suara lagu dari band favorite ku.
Aku berangan-angan bisa menjadi penyanyi yang sukses. Tapi ku rasa itu hanya khayalan yang bodoh dan tidak akan terwujud. Ya benar-benar khayalan yang bodoh.
Jam sudah menunjukan pukul 09.30 berarti benar dugaan ku, ayah pulang telat. Jadi aku masih bisa bersantai-santai mendengar kan alunan lagu yang indah.
Tapi di saat aku sedang memejamkan mata sedang menikmati suara khas dari penyanyi tersebut, aku hampie terlonjak kaget karena aku sudah dapat melihat ayah ku berdiri di depan pintu dengan wajah marah nya.
Langsung aku mati kan tipe ku. “a..ayah, su..dah pulang” ucap ku gugup. Pasti aku akan dapat omelan lagi
“sudah berapa kali ayah bilang. Buat apa kamu mendengar kan music, tidak ada gunanya lebih baik kamu belajar ! sudah tau nilai jelek, masih saja bersantai-santai, mau jadi apa kamu !” aku hanya menunduk, dan mengucapkan kata maaf dengan suara yang kecil.
Ayah menutup pintu kamar ku dengan membanting nya, membuat jantung ku berdebar.


…..

“just, justin !” aku yang sedang berjalan terpaksa berhenti karena mendengar suara memanggil namaku
“ada apa ?” Tanya ku dengan nada malas. Seorang laki-laki yang tidak lain adalah teman ku -cody- menyungingkan senyuman yang ku rasa akan membuat, beberapa perempuan akan takut dan beberapa perempuan akan meleleh.
Haha. Cody si meraup tangan ku dan menarik nya tanpa persetujuan dari ku. Ku hentakan tangan ku karena tidak suka “hei apa-apaan kau cod ! kau mau membuat gosip yang tidak enak ya ! bisa-bisa nanti kita di gossip kan gay tau !” cody tertawa terbahak-bahak
“kau ini ada-ada just. Aku hanya mau menunjukan mu sesuatu ! ayo ikut” aku merdecak “ayo ikut, dari pada ku tarik lagi tangan mu !” aku mendesah berat dan akhir nya menyetujui nya
Aku mengikuti cody dari belakang. Tak tau mau kemana, tapi arah nya seperti ke tampat madding sekolah. Setelah sampai, ternyata benar cody mengajak ku ke tempat madding.
Bukan nya malah bicara. Cody hanya tersenyum-senyum ke arah ku membuat aku bingung “kau kenapa cod, sudah gila ya ? senyum-senyum sendiri !”
“huh kau ini. Ini coba lihat. Ada pengumuman bagus !” ucap nya sambil menunjukan kesesuatu kertas.
Pengumuman nya menunjukan tentang lomba bernyanyi, pada malam pentas seni 3 minggu lagi. Lomba yang di ada kan oleh sekolah dan akan di liput oleh televise local di Canada.
“lalu, apa nya yang bagus ?” Tanya ku masih bingung. Cody menepuk jidad ku membuat rasa perih yang berbekas
“kau ini memang bodoh apa pura-pura bodh sih ! aku menunjukan mu pengumuman ini supaya kau bisa ikut lomba ini. Lagi pula kan lumayan, hadiah nya besar, dan kalau beruntung kau bisa di kontrak menyanyi”
“tapi… aku tidak yakin bisa ikut!”
“kenapa ? suara mu lumayan loh just, aku yakin kau bisa mendapat 3 besar !” cody benar, aku sih mau-mau saja tapi ayah..
“ah tidak bisa cod ! kau kan tau masalah ku” cody mendelik
“ah itu gampang. Memang nya ayah mu bakalan tau, ayah mu kan sangat anti dengan music jadi dia tidak akan menonton nya” kalau dipikir-pikir ucapan cody ada benar nya juga.
Aku tersenyum lebar membuat cody ikut tersenyum juga “jangan tersenyum, nanti perempuan yang di sekolah kita takut pada mu” aku tertawa terbahak-bahak, dan cody hanya menatap ku dengan tatapan sinis nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar