Buat apa dengerin music terus ! mau
jadi apa kamu ?
Kata-kata
itu lah yang terus ku ingat ketika aku sudah mulai putus asa. Kata-kata yang
menyakitkan keluar dari mulut ayahku beberapa tahun yang lalu sebelum aku
seperti sekarang.
Memang kata-kata
yang kasar, tapi dengan kata-kata itu lah aku bisa seperti ini. Karena kata-kata
itu motivasi ku kalau aku bisa menjadi manusia yang berguna dengan music.
Music satu
kata yang selalu di benci oleh ayahku. Tak tau kenapa, dia selalu membenci nya.
itu sudah menjadi rahasia nya selama bertahun-tahun.
…..
5 tahun yang
lalu
Malam hari
yang sepi ini, seperti biasa aku hanya di temani oleh tipe ku yang sudah butut.
Itu juga tipe yang berdbu karena aku biar kan, tidak selalu aku bersih kan.
Tidak bukan
nya aku tidak mampu membeli yang baru, hanya saja aku biarkan supaya ayah ku
tidak mengetahui nya kalau tipe itu sering ku gunakan. Tipe yang terletak di
ujung kamar ku itu, adalah salah satu benda berharga yang kumiliki. Tipe peninggalan
ibu, hadiah dari nya ketika aku berulang tahun yang ke 15 tahun.
Ibu memang
sudah tiada sejak 4 tahun yang lalu. Meninggalkan aku dan ayah berdua. Dan sejak
itu pun ayah berubah, sikap nya yang dulu selalu tersenyum dan selalu mengumbar
lelucon, tapi sekarang berubah menjadi ayah yang tegas, pemarah, dan juga
pendiam.
Pernah hampir
1 minggu aku tidak berbicara pada ayah, padahal sewaktu itu aku sudah menyapa
nya. mengajak nya mengobrol tapi dia hanya diam.
Jam menunjukan
pukul 9 malam, pertanda sebentar lagi ayah akan pulang. Tapi aku belum
mendengar suara deru mobil nya. karena ku rasa ayah pulang terlambat jadi ku
biarkan tipe menyala mengeluarkan suara lagu dari band favorite ku.
Aku berangan-angan
bisa menjadi penyanyi yang sukses. Tapi ku rasa itu hanya khayalan yang bodoh
dan tidak akan terwujud. Ya benar-benar khayalan yang bodoh.
Jam sudah
menunjukan pukul 09.30 berarti benar dugaan ku, ayah pulang telat. Jadi aku
masih bisa bersantai-santai mendengar kan alunan lagu yang indah.
Tapi di saat
aku sedang memejamkan mata sedang menikmati suara khas dari penyanyi tersebut,
aku hampie terlonjak kaget karena aku sudah dapat melihat ayah ku berdiri di
depan pintu dengan wajah marah nya.
Langsung aku
mati kan tipe ku. “a..ayah, su..dah pulang” ucap ku gugup. Pasti aku akan dapat
omelan lagi
“sudah
berapa kali ayah bilang. Buat apa kamu mendengar kan music, tidak ada gunanya lebih
baik kamu belajar ! sudah tau nilai jelek, masih saja bersantai-santai, mau
jadi apa kamu !” aku hanya menunduk, dan mengucapkan kata maaf dengan suara
yang kecil.
Ayah menutup
pintu kamar ku dengan membanting nya, membuat jantung ku berdebar.
…..
“just,
justin !” aku yang sedang berjalan terpaksa berhenti karena mendengar suara
memanggil namaku
“ada apa ?” Tanya
ku dengan nada malas. Seorang laki-laki yang tidak lain adalah teman ku -cody- menyungingkan
senyuman yang ku rasa akan membuat, beberapa perempuan akan takut dan beberapa
perempuan akan meleleh.
Haha. Cody si
meraup tangan ku dan menarik nya tanpa persetujuan dari ku. Ku hentakan tangan
ku karena tidak suka “hei apa-apaan kau cod ! kau mau membuat gosip yang tidak
enak ya ! bisa-bisa nanti kita di gossip kan gay tau !” cody tertawa
terbahak-bahak
“kau ini
ada-ada just. Aku hanya mau menunjukan mu sesuatu ! ayo ikut” aku merdecak “ayo
ikut, dari pada ku tarik lagi tangan mu !” aku mendesah berat dan akhir nya
menyetujui nya
Aku mengikuti
cody dari belakang. Tak tau mau kemana, tapi arah nya seperti ke tampat madding
sekolah. Setelah sampai, ternyata benar cody mengajak ku ke tempat madding.
Bukan nya
malah bicara. Cody hanya tersenyum-senyum ke arah ku membuat aku bingung “kau
kenapa cod, sudah gila ya ? senyum-senyum sendiri !”
“huh kau
ini. Ini coba lihat. Ada pengumuman bagus !” ucap nya sambil menunjukan
kesesuatu kertas.
Pengumuman nya
menunjukan tentang lomba bernyanyi, pada malam pentas seni 3 minggu lagi. Lomba
yang di ada kan oleh sekolah dan akan di liput oleh televise local di Canada.
“lalu, apa
nya yang bagus ?” Tanya ku masih bingung. Cody menepuk jidad ku membuat rasa
perih yang berbekas
“kau ini
memang bodoh apa pura-pura bodh sih ! aku menunjukan mu pengumuman ini supaya
kau bisa ikut lomba ini. Lagi pula kan lumayan, hadiah nya besar, dan kalau
beruntung kau bisa di kontrak menyanyi”
“tapi… aku
tidak yakin bisa ikut!”
“kenapa ?
suara mu lumayan loh just, aku yakin kau bisa mendapat 3 besar !” cody benar,
aku sih mau-mau saja tapi ayah..
“ah tidak
bisa cod ! kau kan tau masalah ku” cody mendelik
“ah itu
gampang. Memang nya ayah mu bakalan tau, ayah mu kan sangat anti dengan music
jadi dia tidak akan menonton nya” kalau dipikir-pikir ucapan cody ada benar nya
juga.
Aku tersenyum
lebar membuat cody ikut tersenyum juga “jangan tersenyum, nanti perempuan yang
di sekolah kita takut pada mu” aku tertawa terbahak-bahak, dan cody hanya
menatap ku dengan tatapan sinis nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar